GKI Peterongan

Spiritualitas Kepuasan Hati

Pascal seorang fisikawan pernah berkata, ‘Dalam hati manusia ada sebuah kekosongan dan kekosongan itu tak pernah dapat dipuaskan sekali pun seluruh isi dunia dimasukkan. Kekosongan itu hanya bisa di isi dan dipuaskan oleh Sang Pencipta dalam Yesus Kristus’. Ungkapan Pascal ini bukanlah isapan jempol belaka. Kenyataannya manusia tak pernah puas sehingga menginginkan ini dan itu. Karena hal itu, manusia menjadi sangat egois, mementingkan diri sendiri dan diperbudak kekayaan.
Kenyataan ini terlihat jelas dalam kisah, ‘Orang Kaya dan Lazarus yang miskin’. Orang kaya itu hidup bergelimpangan harta dan kemewahan sementara Lazarus orang miskin dan menderita itu tak dipedulikannya sama sekali. Orang kaya itu benar-benar hanya berpusat pada dirinya. Di Efesus hal serupa juga terjadi. Para guru-guru palsu menjalankan ‘ibadah’ hanya untuk memperoleh kekayaan berlimpah-limpah. Mereka didorong oleh keserakahan sebagai motivasi utama. Tak hanya itu mereka mengajarkan bahwa kekayaan mereka itu sebagai tanda bahwa Allah menyetujui pengajaran-pengajaran mereka. Mereka dirasuk oleh keserakahan.
Sebagai orang percaya, kita bisa saja terjebak melakukan hal serupa. Kita bisa tak peduli kepada orang-orang yang menderita karena merasa tak pernah cukup dan takut kekurangan. Atau melegitimasi ajaran-ajaran kita yang sesat dengan kedok ‘ibadah/rohani’ padahal motivasinya demi keuntungan-keuntungan financial.
Agar kita tidak terjebak melakukan hal serupa, hendaklah Kristus dan segala kekayaan-Nya mengisi kekosongan hati kita. Sebab hati yang diisi dan dikuasai oleh Kristus pasti murah hati, tidak dikuasai oleh kekuatiran akan kekurangan. Selain itu, ia juga akan merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Karena itu, sembari beriman bahwa Tuhanlah yang akan mencukupkan kebutuhan kita. Sementara kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita bantulah orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Layanilah Tuhan dengan kerelaan hati. – PRB

Pieter Randan Bua

Arsip