GKI Peterongan

Tekun Bersehati dalam Doa dan Karya

Sejak zaman jemaat mula-mula, kehidupan orang Kristen penuh dengan tantangan. Tantangan yang dihadapi bukan tantangan biasa berupa penghinaan atau penolakan, namun tantangan yang jauh lebih besar, yaitu siksaan, pembunuhan, dan penganiayaan. Sejak Saulus “gemar berburu” pengikut Kristus, selalu muncul martir-martir baru yang teguh mempertahankan iman. Hingga saat ini, tantangan tersebut masih terus terjadi. Namun yang menarik orang Kristen tidak berkurang dan menjadi lemah. Justru jumlah mereka bertambah dan iman mereka semakin kuat. Fakta ini menjadi sebuah fenomena menarik yang sulit masuk logika. Ketika pengikut Kristus semakin ditekan, mereka semakin kuat secara iman. Ketika semakin dihambat, mereka semakin merambat.

Apa yang membuat jemaat mula-mula mampu menderita dengan sabar dan tetap teguh di dalam Tuhan? Sebelum Yesus naik ke sorga, Ia menjanjikan Penolong yang akan menuntun mereka hidup teguh dalam kebenaran. Roh Kudus inilah yang memampukan anak-anak-Nya bertahan dalam situasi tersulit sekalipun, bahkan situasi ketika seolah tanpa harapan secuil pun. Selain peran Roh Kudus, jemaat mula-mula memilih melakukan bagian mereka dengan bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan yang saling menopang, tekun bersehati dalam doa. Dengan demikian mereka menjadi solid, mengalami pertumbuhan spiritual yang matang, dan menjadi berkat nyata. Mereka disukai semua orang dan membawa banyak orang percaya kepada Yesus dan diselamatkan (Kisah Para Rasul 2:41-47). Tekanan tidak membuat mereka tertekan, melawan, atau membela Tuhan. Sebab mereka tahu Tuhanlah yang membela mereka.

Persekutuan orang percaya di Cina juga mengalami pergumulan. Dengan tegas pemerintah melarang dan menghalangi mereka beribadah. Namun hal itu justru membuat mereka tetap tekun bersehati dalam persekutuan jemaat bawah tanah dengan berbagai kisah mengharukan yang menunjukkan iman dan pengharapan. Ketika kualitas iman dipertaruhkan, sikap bijak dan kasih dipertanyakan, teladan Yesus dinantikan, mari kita saling mendukung dan menguatkan dalam persekutuan yang menumbuhkan. Mari kita tekun bersehati dalam doa, pengajaran, dan persekutuan sehingga karya kita menjadi nyata dalam dunia yang kehilangan asa. AKWP

Agatha Kharis Wibisono Putra

Arsip